MAJALAH AL-HIKMAH EDISI 04 | 2016

8 ﻋَﻦْ أَﺑِﻲْ ھُﺮَﯾْﺮَةَ ﻗَﺎلَ : ﻗَﺎلَ رَﺳُﻮْلُ ﱠ ﷲَ ﻻَ ﯾَﻨْﻈُﺮُ إِﻟَﻰ ﺻُﻮَرِﻛُﻢْ وَ ﷲِ : إِن أَﻣْﻮَاﻟِﻜُﻢْ وَ ﻟَﻜِﻦْ ﯾَﻨْﻈُﺮُ إِﻟَﻰ ﻗُﻠُﻮْﺑِﻜُﻢْ وَ أَﻋْﻤَﺎﻟِﻜُﻢْ Dari Abu Hurairah Radhiyalla- hu ‘anhu, ia berkata: Nabi s.a.w telah bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian”. Dalam mendefinisikan ikhlas, para ulama berbeza reaksi dalam menggam- barkanya. Ada yang ber- pendapat, ikhlas adalah memur- nikan tujuan untuk men- dekatkan diri kepada Allah. Ada pula yang berpendapat, ikhlas adalah mengesakan Al- lah dalam beribadah kepadaN- ya. Ada pula yang berpendapat, ikhlas adalah pembersihan dari pamrih kepada makhluk. Al ‘Izz bin Abdis Salam ber- kata : “Ikhlas ialah, seorang mukallaf melaksanakan ketaa- tan semata-mata karena Allah. Dia tidak berharap pengagun- gan dan penghormatan manusia, dan tidak pula ber- harap manfaat dan menolak bahaya”. Al Harawi menga- takan : “Ikhlas ialah, mem- bersihkan amal dari setiap noda.” Yang lain berkata : “Seorang yang ikhlas ialah, seorang yang tidak mencari perhatian di hati manusia dalam rangka memperbaiki hatinya di hadapan Allah, dan tidak suka seandainya manusia sampai memperhatikan amal- nya, meskipun hanya seberat biji sawi”. Abu ‘Utsman berkata : “Ikhlas ialah, melupakan pandangan makhluk, dengan selalu melihat kepada Khaliq (Allah)”. Abu Hudzaifah Al Mar’asyi berkata : “Ikhlas ialah, kes- esuaian perbuatan seorang hamba antara lahir dan batin”. Abu ‘Ali Fudhail bin ‘Iyadh berkata : “Meninggalkan amal karena manusia adalah riya’. Dan beramal karena manusia adalah syirik. Dan ikhlas ialah, apabila Allah menyelamatkan kamu dari keduanya”.[1] Ikhlas ialah, menghendaki keredhaan Allah dalam suatu amal, membersihkannya dari segala individu maupun duniawi. Tidak ada yang mela- tar belakangi suatu amal, kecua- li karena Allah dan demi hari akhirat. Tidak ada noda yang mencampuri suatu amal, seperti kecenderungan kepada dunia untuk diri sendiri, baik yang tersembunyi mahupun yang ter- ang-terangan, atau karena men- cari harta rampasan perang, atau agar dikatakan sebagai pemberani ketika perang, karena syahwat, kedudukan, harta benda, kebenaran, agar mendapat tempat di hati orang banyak, mendapat sanjungan tertentu, karena kesombongan yang terselubung, atau karena alasan-alasan lain yang tidak terpuji; yang intinya bukan karena Allah, tetapi karena sesuatu; maka semua ini merupakan noda yang men- gotori keikhlasan. Landasan niat yang ikhlas adalah memurnikan niat karena Allah semata. Setiap bahagian dari perkara duniawi yang sudah mencemari amal ke- baikan, sedikit atau banyak, dan apabila hati kita bergantung kepadanya, maka kemurniaan amal itu ternoda dan hilang Definisi Ikhlas...

RkJQdWJsaXNoZXIy NzMyMDE=