MAJALAH AL-HIKMAH EDISI 04 | 2016
12 sia-sialah apa yang telah mere- ka kerjakan. [Hud : 15-16]. Perbezaan antara golon- gan kedua dan pertama ialah, jika golongan pertama bermak- sud agar mendapat sanjungan dari ibadahnya kepada Allah, sedangkan golongan kedua tid- ak bermaksud agar dia disanjung sebagai ahli ibadah kepada Allah dan dia tidak ada kepentingan dengan sanjungan manusia karena perbuatannya. Ketiga : Seseorang yang dalam ibadahnya bertujuan untuk taqarrub kepada Allah sekaligus untuk tujuan duniawi yang akan diperoleh. Misalnya : •- Tatkala melakukan taharah , disamping berniat ibadah kepada Allah, juga berniat untuk membersihkan badan. •- Puasa dengan tujuan diet dan taqarrub kepada Allah. •- Menunaikan ibadah haji untuk melihat tempat-tempat bersejarah, tempat-tempat pelaksaan ibadah haji dan melihat para jamaah haji. Semua ini dapat mengu- rangi balasan keikhlasan. Andaikata yang lebih banyak adalah niat ibadahnya, maka akan luput baginya ganjaran yang sempurna. Tetapi hal itu tidak mengheret pada dosa, seperti firman Allah tentang jamaah haji disebutkan dalam KitabNya:[10] ﻟَﯿْﺲَ ﻋَﻠَﯿْﻜُﻢْ ﺟُﻨَﺎحٌ أَن ﺗَﺒْﺘَﻐُﻮا ﻓَﻀْﻼً ﻣِّﻦ ﱠ ﺑِّﻜُﻢْ ر Tidak ada dosa bagimu untuk mencari kurnia (rezeki) dari Rabb-mu. [Al Baqarah : 198]. Namun, apabila yang lebih berat bukan niat untuk beribadah, maka ia tidak mem- peroleh ganjaran di akhirat, tetapi balasannya hanya diperoleh di dunia; bahkan dikhuwatiri akan mengheretnya pada dosa. Sebab ia menjadikan ibadah yang mestinya karena Allah sebagai tujuan yang paling tinggi, ia jadikan sebagai sara- na untuk mendapatkan dunia yang rendah nilainya. Keadaan seperti itu difirmankan Allah Subhanahu wa Ta’ala : ﱠﺪَﻗَﺎتِ ﻓَﺈِنْ ﱠﻦ ﯾَﻠْﻤِﺰُكَ ﻓِﻲ اﻟﺼ وَﻣِﻨْﮭُﻢ ﻣ ﱠ ﻢْ ﯾُﻌْﻄَﻮْا ﻣِﻨْﮭَﺂ أُﻋْﻄُﻮا ﻣِﻨْﮭَﺎ رَﺿُﻮا وَإِن ﻟ إِذَا ھُﻢْ ﯾَﺴْﺨَﻄُﻮنَ Dan di antara mereka ada yang mencelamu tentang pembagian zakat, jika mereka diberi seba- gian darinya mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebagian darinya, dengan serta mereka menjadi marah. [At Taubah : 58]. Dalam Sunan Abu Dawud [11], dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ada seseorang bertanya: “Ya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ! Seseorang ingin berjihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan ingin mendapatkan harta (imbalan) dunia?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada pahala baginya,” orang itu mengulangi lagi per- tanyaannya sampai tiga kali, dan Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tidak ada pahala baginya.” Di dalam Shahihain (Shahih Bukhari, no.54 dan Shahih Muslim, no.1907), dari Umar bin Khaththab Radhiyal- lahu ‘anhu, sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ﻣَﻦْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ھِﺠْﺮَﺗُﮫُ ﻟِﺪُﻧْﯿَﺎ ﯾُﺼِﯿْﺒُﮭَﺎ ، أَوِ اﻣْﺮَأَةٍ ﯾَﻨْﻜِﺤُﮭَﺎ ﻓَﮭِﺠْﺮَﺗُﮫُ إِﻟَﯨﻤَﺎ ھَﺎﺟَﺮَ إِﻟَﯿْﮫِ “Barangsiapa hijrahnya diniat- kan untuk dunia yang hendak dicapainya, atau karena seorang wanita yang hendak dini- kahinya, maka nilai hijrahnya sesuai dengan tujuan niat dia berhijrah”. Apabila ada dua tujuan dalam takaran yang berimbang, niat ibadah karena Allah dan tujuan lainnya beratnya sama, maka
Made with FlippingBook
RkJQdWJsaXNoZXIy NzMyMDE=